Postingan

PUISI KU

Tidak ada yang namanya kebetulan didunia ini. Semuanya adalah takdir. Apakah kau percaya bahwa pertemuan kita ditakdirkan ? Jika kau bertanya pada ku maka jawabku adalah 'Iya, Aku percaya!' Dan aku bahkan tak pernah menyesal telah bertemu dengan mu. Malah nagih. Padang, 20 Mei 2018 DwP

ACCISMUS

17 Juli 2012 Tak ada rasa menyesal saat aku memasuki kelas ini. Kelas ini memang sangat cocok untuk ku yang tak suka belajar, maksudku aku sangat santai dalam hal belajar. Jurusan yang ku ambil ini sudah tepat, tadinya aku masuk kelas IPA tapi aku lebih suka kelas Sosial, jadi aku meminta guru BP agar memindahkan ku ke kelas Sosial. Dikelas ini ada banyak teman sekelas ku yang taun kemaren dikelas X-6. Dan juga ada beberapa teman yang ku kenal dari kelas X, jadi aku rasa aku bisa berbaur dengan mudah tanpa harus berkenalan lagi. Tapi tunggu dulu, siapa cowok yang barusan masuk kelas itu ? Auranya berbeda sekali. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. "Woiii Dew, udah tobat lu ?" Suara Meri mengagetkan ku. "Haha biasanya telat mulu sekarang mah datang duluan dari kita" Ledek Gina. "Di support dong temennya mau berubah bukan diledekin" Jawab ku. "Iyadeh. Gue liatin aje, paling seminggu doang lu begini." Aulia yang juga baru masuk kelas ik

ACCISMUS

24 Mei 2013 Kali ini kelas terasa panas sekali. Bukan karena memang udara yang panas dan kipas dikelas mati, tapi karena suasana yang memang membuat ku tak nyaman. Tatapan matanya yang biasanya meyejukkan hati sekarang berubah menjadi tajam dan menusuk ku. Dia diam saja, aku pun begitu. Auranya memancarkan amarah yang aku paham maksudnya. Kenapa dia menyalahkan ku?  Batin ku. Tak lama gerombolan cowok memasuki kelas heboh. "Udah lah, masa gegara cewek pada berantem?" Ujar Irvan Ada apa lagi ini ? Dia yang semula duduk didepan ku memilih pindah duduk menjauhi ku. Saat ini aku berharap bahwa apa yang dipikiran ini berlebihan. Rafid yang tadinya ikut gerombolan cowok-cowok itu kembali ketempat duduknya karena Bu Rini sudah masuk kelas. Tapi dia tetap saja tak kembali ke kursinya dan meminta Fakhri untuk bertukar tempat sementara. "Hey Dew, hey Fid" Sapa Fakhri saat duduk didepan ku. Aku hanya membalas dengan senyum yang dipaksa. "Davin kenapa ? Kok pi